Close
6 Tanda Ban Mobil Harus Segera Diganti yang Harus Diperhatikan

Ban mobil merupakan komponen penting untuk menunjang keselamatan berkendara. Apabila kondisinya prima, ban akan memberikan cengkeraman optimal pada jalan, sehingga kendaraan dapat melaju dengan lebih stabil dan aman.

Namun, seiring waktu berlalu, kemampuannya untuk mencengkeram jalan akan menurun akibat pemakaian. Efeknya, risiko terjadinya kecelakaan pun meningkat, terutama ketika mobil melaju kencang di jalanan yang basah dan licin. Karena itu, Anda perlu secara rutin mengganti ban mobil dengan yang baru.

Lantas, kapankah waktu yang tepat untuk mengganti ban mobil? Berikut beberapa tanda yang perlu diperhatikan:

1. Pemakaian Ban Sudah Mencapai 3 Tahun

ban mobil
Hands only. Mechanic holding a tire at the repair garage. Replacement of winter and summer tires.

Hal pertama yang bisa menjadi tanda ban mobil perlu diganti adalah usia pakainya. Idealnya, Anda harus mengganti ban setelah menggunakannya selama 3 tahun. Ini karena ban mobil terbuat dari karet elastis yang seiring waktu akan mengalami perubahan dalam hal kelenturan, terutama jika ban kerap melewati jalanan yang kasar dan berlubang.

Begitu elastisitas ban menurun, maka bentuknya akan semakin kaku dan cengkeramannya pada permukaan jalan pun menurun. Akibatnya, risiko terjadi slip pun meningkat. Tidak hanya itu, karet ban yang kehilangan kelenturan akan membuat mobil terasa kurang nyaman saat dikendarai, terutama pada perjalanan jauh.

Sebagai catatan, bahkan meski tampilan ban masih tebal dan elastis, sebaiknya Anda tidak terlalu lama menunda waktu untuk mengganti ban. Lalu, lakukan lah pemeriksaan rutin setiap enam bulan sekali untuk mengecek kondisi ban.

2. Jarak Tempuh Mencapai 40.000 km

Usia ban mobil memang menjadi indikator utama untuk menentukan waktu penggantiannya. Namun, jarak tempuh juga merupakan faktor penting yang perlu diperhatikan. Meskipun usia ban belum mencapai 3 tahun, ban mobil sebaiknya diganti jika jarak tempuhnya sudah mencapai 40.000 km. Ini karena ban yang telah menempuh jarak sejauh itu akan mengalami keausan, meskipun kelenturan karetnya masih terjaga.

Berikut beberapa alasan mengapa jarak tempuh perlu dipertimbangkan:

  • Gesekan ban dengan jalan: semakin jauh jarak yang ditempuh, semakin banyak gesekan yang terjadi antara ban dan permukaan jalan. Gesekan ini akan menyebabkan keausan pada telapak ban, meskipun keausan tersebut tidak selalu terlihat kasat mata.
  • Beban kendaraan: semakin berat beban kendaraan, semakin besar tekanan pada ban. Hal ini dapat mempercepat keausan ban, terutama pada kendaraan yang sering digunakan untuk mengangkut beban berat.
  • Kondisi jalan: penggunaan di jalanan yang kasar dan berlubang dapat mempercepat keausan ban. Beban dan benturan yang terjadi pada ban saat melewati jalanan yang tidak rata dapat menyebabkan kerusakan pada struktur ban.

Oleh karena itu, penting untuk memantau jarak tempuh mobil Anda. Pasalnya, ban mobil yang aus akibat jarak tempuhnya sudah terlalu jauh dapat membahayakan keselamatan Anda dan orang lain.

3. Ketebalan Tapak Ban Mencapai Batas TWI

Tanda bahwa ban mobil perlu diganti berikutnya adalah ketebalan ban telah mencapai batas TWI (Tread Wear Indicator). TWI adalah indikator keausan ban yang menunjukkan batas minimum ketinggian kembang ban yang masih diperbolehkan untuk digunakan. TWI terletak di tepi dan tengah tapak ban:

  • Di tepi ban: terdapat segitiga kecil di bawah tapak ban.
  • Di tengah tapak ban: terdapat tonjolan yang tidak setinggi kembang ban.

Ketika kembang ban sudah mencapai segitiga TWI, artinya ketinggian kembang ban sudah minimum dan ban harus segera diganti. Hal ini karena ban dengan kembang yang tipis tidak mampu memberikan cengkeraman yang optimal di jalan, sehingga meningkatkan risiko kecelakaan, terutama pada kondisi jalan basah atau licin.

4. Ada Benjolan pada Permukaan Ban

Man changes the wheel manually on a 4×4 off road truck on the road

Selanjutnya, ganti ban jika di permukaannya sudah muncul benjolan. Benjolan pada ban mobil merupakan tanda bahaya yang tidak boleh diabaikan. Benjolan ini menandakan bahwa anyaman benang atau kawat penguat konstruksi ban sudah putus, sehingga kekuatan ban tidak merata. Akibatnya, ban rentan pecah karena beberapa bagian tidak mampu menahan tekanan udara dengan baik.

Adapun penyebab munculnya benjolan ini beragam, bisa jadi selama ini tekanan udara di dalam ban terlalu rendah atau tinggi sehingga beban pada ban tidak merata dan memicu putusnya anyaman benang atau kawat penguat. Hal ini biasanya terjadi karena pengemudi lalai dalam memeriksa tekanan angin ban secara berkala.

Selain itu, hantaman keras seperti menabrak lubang, trotoar, atau benda keras lainnya juga dapat menyebabkan kerusakan pada struktur ban, termasuk putusnya anyaman benang atau kawat penguat. Karena itu, pastikan Anda selalu berhati-hati di jalan.

5. Bagian Pinggir Ban Mengalami Keretakan

Retak pada sisi ban, terutama pada bagian samping, merupakan salah satu masalah yang kerap terjadi. Hal ini biasanya disebabkan oleh paparan panas yang berlebih. Ban terlalu sering terpapar sinar matahari langsung atau suhu panas yang ekstrem sehingga karetnya menjadi getas dan mudah pecah.

Retakan pada ban ini dapat membahayakan keselamatan pengendara dan penumpang, karena dapat melebar dan menyebabkan kebocoran angin. Akibatnya, ban mudah kempes atau bahkan bocor total saat digunakan. Tidak hanya itu, retakan ini bisa memicu ban pecah secara tiba-tiba, terlebih ketika Anda melaju dengan kecepatan tinggi ketika matahari bersinar terang.

Oleh karena itu, penting untuk selalu memperhatikan kondisi ban mobil dan segera menggantinya jika ditemukan retakan. Anda juga dapat meminimalisir risiko ban retak dengan memastikan mobil selalu terparkir di tempat teduh atau gunakan pelindung ban untuk meminimalkan paparan sinar matahari langsung.

6. Permukaan Ban Sudah Tipis

Tanda berikutnya yang perlu diwaspadai adalah alur telapak ban sudah tipis atau bahkan aus hingga habis. Hal ini dapat terjadi karena beberapa faktor, seperti usia ban, gaya mengemudi, hingga kondisi jalan. Sebagai catatan, gaya mengemudi yang dimaksud adalah kebiasaan melakukan pengereman dan akselerasi mendadak

Mengapa ban yang permukaannya tipis berbahaya? Ini karena permukaan ban yang sudah tipis akan meningkatkan risiko aquaplaning atau tergelincir. Saat hujan, ban seperti ini tidak dapat mencengkeram air dengan baik di permukaan jalan. Akibatnya, kendaraan bisa kehilangan kendali dan tergelincir, terutama pada kecepatan tinggi.

Selain itu, ban dengan permukaan yang tipis memiliki jarak pengereman yang lebih panjang dibandingkan dengan ban yang masih memiliki alur telapak yang bagus. Hal ini akan sangat berbahaya ketika Anda mengemudi di tikungan tajam, turunan, serta jalanan basah.

Ganti Ban Mobil Anda di BanMekar

Apabila mendapati tanda-tanda di atas pada ban mobil Anda, segera kunjungi BanMekar untuk mengganti ban dengan yang baru. BanMekar merupakan toko ban terpercaya yang menyediakan berbagai macam ban berkualitas dari berbagai merek ternama, mulai dari GT Radial, Michelin, BFGoodrich, dan lainnya.

Kami juga memiliki tim teknisi yang berpengalaman dan profesional untuk membantu Anda memilih hingga memasang ban terbaik untuk kendaraan. Jika masih ragu, Anda bisa mengunjungi website kami terlebih dahulu untuk berkonsultasi.